Minggu, 10 Mei 2015

Apakah perilaku organisasi itu

Bagian Dua :
Apakah prilaku Organisasi itu

Prilaku Organisasi (OB) adalah suatu bidang studi yang mempelajari dampak perorangan (individu), kelompok, dan struktur pada prilaku dalam organisasi dengan maksud menerapkan pengetahuan tentang hal-hal tersebut demi perbaikan efektivitas organisasi. (Stepen P. Robins)

A.    Definisi Prilaku Organisasi
1.     Pencarian sebuah Definisi
Prilaku Organisasi (Organizational Behavior) adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari bagaimana seharusnya prilaku tingkat individu, tingkat kelompok, serta dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun organisasi). Prilaku organisasi juga dikenal sebagai studi tentang organisasi. Studi ini adalah sebuah bidang telaah akademik khusus yang mempelajari organisasi, dengan memanfaatkan metode-metode dari ekonomi, sosiologi, ilmu politik, antropologi dan pisikologi. Disiplin-sidiplin lain yang terkait dengan studi ini adalah studi tentang sumber daya manusia dan psikologi  industri serta perilaku organisasi
Prilaku keorganisasian merupakan bidang studi yang mempelajari tentang interaksi manusia dalam organisasi, meliputi studi secara sistematis tentang prilaku, struktur dan proses dalam organisasi.
Perilaku organisasi (OB) adalah suatu bidang studi yang mempelajari dampak perorangan (individual), kelompok, dan struktur pada perilaku dalam organisasi dengan maksud menerapkan pengetahuan tentang hal-hal tersebut demi perbaikan efektifitas organisasi.
Lebih lanjut. Stephen P. Robins,44 mengemukakan bahwa perilaku organisasi (OB) adalah suatu bidang studi, artinya merupakan bidang keahlian yang terpisah dari bidang pengetahuan yang sifatnya umum.
OB mempelajari 3 determinan perilaku dalam keorganisasian, yakni perilaku individual, perilaku kelompok, serta struktur. Disamping itu juga OB menerapkan pengetahuan yang sifatnya didapatkan dari individu, kelompok dan struktur pada organisasi, agar organisasi dapat berjalan lebih efektif. Jadi studi OB adalah studi sistematis, yaitu memperlihatkan hubungan, mencoba menghubungkan sebab dan akibat (antara satu variabel dengan variabel lainnya dalam organisasi) serta menarik kesimpulan berdasarkan bukti ilmiah (bukan studi intuisi, suatu perasaan yang tidak perlu didukung oleh riset). Bidang perilaku organisasi (PO) atau Organizational Behavior (OB) mengidentifikasi 5 tingkat analisis (level of analisys) yaitu tingkat individual (individual level), tingkat kelompok (group level), dan tingkat organisasi (organization level).
Salah satu ukuran kinerja (performance) dalam OB baik untuk level individual, level kelompok, dan level organisasi adalah tercapainya tingkat produktivitas (productivity). Produktivitas dinyatakan sebagai ukuran kinerja yang mencakup efektivitas dan efisien (a performance measure including effectiveness and efficiency). Efektivitas (effectiveness) adalah pencapaian tujuan (achievement of goal). Dalam konteks OB efektivitas merupakan hubungan optimal antara produksi, kualitas, efisiensi, fleksibilitas, kepuasan, sifat keunggulan dan pengembangan.
Efisien (efficiency) adalah rasio dari keluaran efektif terhadap masukan yang diperlukan untuk mrncapai tujuan tertentu (the ratio of effectice output to the input required to achieve it).
Dalam pandangan Stephen P. Robins, Perilaku Organisasi (OB), dapat kami tafsirkan sebagai Perilaku suatu disiplin ilmu yang mempelajari bagaimana seharusnya perilaku tingkat individu, tingkat kelompok, serta dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun organisasi). Perilaku organisasi juga dikenal sebagai studi tentang organisasi. Studi ini adalah sebuah bidang telaah akademik khusus yang mempelajari organisasi, dengan memanfaatkan metode-metode dari ekonomi, sosiologi, ilmu politik, antropologi dan psikologi. Disiplin-disiplin lain yang terikat dengan studi ini adalah studi tentang sumber daya manusia dan psikologi industri.
Studi organisai adalah telaah tentang pribadi dan dinamika kelompok an konteks organisasi, serta sifat organisasi itu sendiri. Setiap kali orang berintereksi dalam organisasi, banyak faktor yang ikut bermain. Studi organisasi berusaha untuk memahami dan menyusun model-model dari faktor-faktor ini. Seperti halnya dengan ilmu social, perilaku organisasi berusaha untuk mengontrol, memprediksikan dan menjelaskan. Namun ada sejumlah kontroversi mengenai dampak etis dari pemusatan perhatian terhadap perilaku pekerja. Karena itu, perilaku organisasi (dan studi yang berdekatan dengannya, yaitu psikologi industri) kadang-kadang dituduh telah menjadi alat ilmiah bagi pihak yang berkuasa.
Perilaku organisasi dapat memainkan peranan penting dalam perkembangan organisasi dan keberhasilan kerja. Perilaku organisasi saat ini merupakan bidang studi yang berkembang. Jurusan studi organisasi pada umumnya ditempatkan dalam sekolah-sekolah bisnis, meskipun banyak universitas yang juga mempunyai program psikologi industri dan ekonomi industri pula.
Bidang ini sangat berpengaruh dalam dunia bisnis dengan para praktisi seperti Peter Drucker dan Peter Senge yang mengubah penelitian akademik menjadi praktik bisnis. Perilaku organisasi menjadi semakinoenting dalam ekonomi global ketiak orang dengan berbagai latarbelakang dan nilai budaya harus bekerja bersama-sama secara efektif dan efisien. Namun bidang ini juga semakin dikritik sebagai suati bidang studi karena asumsi-asumsinya yang entrosentris dan pro-kapitalis.
Terdapat 4 aturan kinerja suatu bisnis, yakni Produktivitas yang efektif dan efisien, yakni dengan tepat guna atau sasaran; Absensi, yakni rasio antara jumlah jam kerja dengan jam kerja seharusnya; Kepuasan kerja; Tingkat perputaran tenaga kerja (Labor turn over), yakni perbandingan antara jumlah karyawan yang masuk dan yang keluar dibagi jumlah tenaga kerja.
Studi organisasi adalah telaah tentang pribadi dan dinamika kelompok dan konteks organisasi itu sendiri. Setiap kali orang berinteraksi dalam organisasi, banyak faktor yang ikut bermain. Studi organisasi  berusaha untuk memahami dan menyusun model-model dari faktor-faktor ini. Seperti halnya dengan semua ilmu sosial, perilaku organisasi (OB) berusaha untuk mengontrol, memprediksikan dan menjelaskan. Namun ada sejumlah kontroversi mengenai dampak etis dari pemusatan perhatian terhadap perilaku pekerja. Karena itu, perilaku organisai (dan studi yang berdekatan dengannya, yaitu psikologi industri) kadang-kadang dituduh telah menjadi alat ilmiah bagi pihak yang berkuasa. Terlepas dari tuduhan-tuduhan itu, Perilaku Organisasi dapat memainkan peranan penting dalam perkembangan organisasi dan keberhasilan kerja.
Pada dasarnya OB mempelajari apa saja yang dikerjakan oleh orang-orang dalam sebuah organisasi dan bagaimana perilaku (tindakan) itu bisa mempengaruhi pnampilan sebuah organisasi.
Dari  definisi Stephen Robbins tersebut diatas, dapat ditarik beberapa hal sebagai berikut:
1.     Perilaku organisasi merupakan suatu bidang studi: inti kalimat ini berarti perilaku organisasi merupakan bidang keahlian yang terpisah dari bidang pengetahuan umum, apa yang diperlajari oleh perilaku individu adalah bermuara pada individu; kelompok; serta struktur. Disamping itu perilaku organisasi menerapkan pengetahuan yang didapatkan tentang dampak individu; kelompok dan struktur pada perilaku agar orgnisasinya berjalan lebih efektif;
2.     perilaku organisasi sering terkait dengan apa yang dilakukan oleh orang dalam organisasi dan bagaimana perilaku tersebut mempengaruhi kinerja organisasi tersebut, dan karena itu perilaku organisasi memperhatikan keadaan terkait dengan ketenaga kerjaan;
3.     Perilaku oganisasi mencangkup komponen atau topik yang membentuk, misalnya: Motivasi; perilaku kekuasaan pemimpin; komunikasi interpersonal; structural dan proses kelompok pembelajaran; pengembangan sikap dan persepsi; peruses perubahan konflik; desain pekerjaan serta stress.
Perilaku organisasi berbicara tentang pemahaman tentang perilaku manusia dalam suatu organisasi yang sedang berproses. Karena keterkaitan dengan perilaku manusia. Secara sederhana dalam mempelajari perilaku organisasi tercakup 4 unsur sebagai berikut:
1.     Aspek psikologi tindakan manusia itu sendiri, sebagai suatu hasil studi psikologi.
2.     Adanya bagian lain yang diakui cukup relevan bagi usaha mempelajari tindakan manusia dalam organisasi. Uang misalnya merupakan salah satu factor/pertimbangan mengapa seseorang memasuki suatu orgnisasi.
3.     Perilaku organisasi sebagai suatu disiplin, mengakui bahwa individu dipengaruhi oleh bagaimana organisasi diatur dan siapa yang mengawasi mereka. Oleh sebab itu struktur organisasi memegang peranan penting dalam membahas perilaku organisasi.
4.     Dalam sebuah organisasi, walaupun disadari akan ada keunikan masing-masing individu, perilaku organisasi lebih banyak menekankan pada tuntutan manajer bagi tercapainya tujuan organisasi secara keseluruhan.
W.Jack Duncan, yang menjelaskan bahwa dalam mempelajari perilaku organisasi harus (setidaknya) memenuhi unsur sebagai berikut:
1.     Studi perilaku organisasi termasuk didalamnya bagian-bagian yang relevan dari semua ilmu tingkah laku berusaha menjelaskan tindakan-tindakan manusia didalam organisasi. Oleh karenaitu, semenjak uang merupakan bagian dari alasan orang untuk mencari pekerjaan, maka aspek ekonomi tertentu adalah relevan bagi ilmu perilaku organisasi ini. Dan juga tingkah laku orang dipengaruhi oleh performanya, maka psikologi adalah relevan pula. Sosiologi demikian juga, ia bisa menjelaskan pengertian pengaruh kelompok terhadap tingkah laku individu.
2.     Perilaku individu sebagaimana suatu disiplin mengenal bahwa individu dipengaruhi oleh bagaimana pekerjaan diatur dan siapa yang bertanggungjawab untuk pelaksanaannya.
3.     Walaupun dikenal adanya keunikan pada individu, namun perilaku organisasi masih memusatkan pada kebutuhan manajer untuk menjamin bahwa keseluruhan tugas pekerjaan bisa dijalankan.
Demikian, selalu diusahakan agar usaha masing-masing individu selaras dengan tujuan organisasi. Hakikat dari OB adalah mendasarkan kepada ilmu perilaku itu sendiri, yang dikembangkan dari pusat perhatiannya pada tingkah laku manusia dalam suatu organisasi.
Gibson dan Ivancevich memberikan devinisi perilaku organisasi, “Merupakan penelaahan perilaku, sikap, dan prestasi manusia didalam suatu kerangka organisasi, penggunaan teori, metode, dan prinsip-prinsip dari berbagai disiplin ilmu seperti psikologi, sosiologi dan antropologi budaya untuk mempelajari persepsi, nilai-nilai, kapasitas belajar, dan tindakan-tindakan individu ketika bekerja didalam kelompok dan didalam organisasi secara keseluruhan; penganalisaan dampak lingkungan luar atas organisasi dan sumber daya manusia, misi, tujuan dan sasaran.
Dalam kesempatan yang lain Gibson dan Ivancevich, mengatakan bahwa OB, merupakan bidang studi yang mencangkup teori, metode, dan prinsip-prinsip dari berbagai disiplin ilmu guna mempelajari persepsi individual, nilai-nilai, kapasitas pembelajaran individu, dan tindakan-tindakan saat bekerja dalam kelompok dan diorganisasi secara keseluruhan; menganalisis akibat lingkungan eksternal terhadap organisasi dan sumber dayanya, misi, sasaran, dan strategi. Bahwa OB merupakan cara berfikir pada tingkat individu (individual level), kelompok (group level), dan organisasi (organization level); serta OB bersifat multi disiplin yang menggunakan prinsip, model, teori, dan metode-metode.
1.     Psikologi, mengenai pembelajaran, motivasi, kepribadian, persepsi, pelatihan, effektivitas, kepuasankerja, penilaian, kinerja, pengukuran sikap, seleksi karyawan, desain kerja, dan stress kerja.
2.     sosiologi, mengenai dinamika kelompok, tim kerja, komunikasi, kekuasaan, konflik, perilaku antar kelompok, budaya organisasi, perubahan organisasi, teknologi organisasional, birokrasi, teoriorganisasi formal.
3.     Psikologisocial, mengenai perubahan perilaku, perubahan sikap, komunikasi, proses kelompok, pengambilan keputusan.
4.     Antropologi, mengenainilai-nilai komparatif, sikap komparatif, analisis lintas budaya, budaya organisasional, lingkungan organisasional.
5.     Ilmu-ilmu politik, mengenai konflik, politik, intra organisasional, kekuasaan. 
Gibson dan ivancevich, kami dapat menyimpulkan bahwa , OB berorientasi kemanusiaan yaitu manusia dan perilaku merekas eperti, persepsi, kapasitas pembelajaran, kepribadian, motivasi dalam organisasi, merupakan hal penting dalam bekerja; OB berorientasi pada kinerja (performace), bagaimana hubungan antara perilaku dengan kinerja, kenapa kinerja rendah, tinggi; OB berhubungan dengan factor eksternal, Karena berpengaruh secara signifikan terhadap OB; OB sangat tergantung pada metode ilmiah, sehingga dituntut rasionalitas, logis.
John (1963) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan OB adalah:
"Organizational bahavior is a rather general term that refers to the attitude and bahaviors of individuals and group in organization. The discipline or field organizational behavior involves the systematic study of these attitude and behaviors. Thus, the field is concerned witboth personal and intrrpesonal issues in organization context"
Stpehen P Robins, maupun dari yang lainnya, perilaku organisasi/perilaku keorganisasian merupakan bidang ilmu yang mempelajari tentang interaksi manusia dalam organisasi yang meliputi studi secara sistematis tentang perilaku, struktur dan proses dalam organisasi.
Joe Kelly, mengemukakan pendapatnya bahwa dalam memahami studi OB perlu suatu penalahaan dari bagaimana organisasi itu dimulai, tumbuh, kemudian berkembang, dan bagaimana juga suatu struktur proses dan dinilai dari suatu system tumbuh bersama-sama yang memungkinkan mereka dipelajari dan disesuaikan pada lingkungan.
Pandangan Joe Kelly tersebut memperlakukan organisasi sebagai suatu tempat tinggal (a living system), sebagai suatu raksasa "amoeba" yang hidup dalam tempat tinggalnya sendiri.
Pengertian lainnya dari PO/OB dapat dikemukakan sebagai berikut :
1.     Adam Indrawijaya, perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang mempelajari semua aspek yang berkaitan dengan tindakan manusia, baik aspek pengaruh anggota terhadap organisasi maupun pengaruh organisasi terhadap anggota.
2.     Sutrisna Hari, perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang mempelajari dinamika organisasi sebagai hasil interaksi dari sifat khusus (karakteristik) anggota dan sifat khusus (karakteristik) para anggotanya dan pengaruh lingkungan.
Pengertian perilaku organisasi menurut beberapa ahli, meliputi berbagai macam pandangan terhadap perilaku organisasi, yakni: pandangan psikologi; pandangan ekonomi; pandangan bahwa individu dipengaruhi aturan organisasi dan pemimpinnya; pandangan tentang penekanan kepada tuntutan manajer untuk mencapai tujuan organisasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku organisasi, dapat dikatakan sebagai berikut: pertama peningkat produktivitas, Organisasi dikatakan produktif jika tujuan dapat dicapai dan proses pencapaian tersebut dilakukan dengan merubah masukan menjadi keluaran dengan biaya yang paling rendah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa produktifitas berhubungan dengan keefisienan; Kedua pengurangan kemangkiran, Kemangkiran adalah tindakan tidak masuk kerja tanpa alasan. Tingkat kemangkiran yang tinggi dapat berdampak langsung pada kefektifan dan efisien organisasi; ketiga Penurunan Turn Over,  Turn Over dalah pengunduran diri secara permanen dari organisasi; Keempat peningkatan kepuasan kerja, Kepuasan kerja adalah perbedaan antara banyaknya ganjaran yangbditerima karyawan dan banyaknya yang mereka yakini harus diterima.
Perilaku organisasi merupakan suatu bidang studi yang menyelidiki dampak perorangan, kelompok, dan struktur pada perilaku dalam organisasi dengan maksud menerapkan pengetahuan itu untuk semacam memperbaiki kefektifan organisasi. Apa yang dipelajari, yaitu bagaimana perilaku perorangan (individu) kelompok struktur.
Mengenal dan memasuki ilmu perilaku organisasi (OB)
Perilaku organisasi (PO/OB) merupakan ilmu tentang perilaku tiap individu dan kelompok serta pengaruh setiap individu dan kelompok terhadap organisasi, maupun perilaku interaksi diantara individu denga individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok dalam organisasi demi kemanfaatan suatu organisasi. Diatas sudah kami jelaskan bahwa PO juga dikenal sebagai studi tentang organisasi. Studi ini adalah sebuah bidang gtelaah akademik khusus yang mempelajari organisasi, dengan memanfaatkan metode-metode dari ekonomi, sosiologi, ilmu politik, antropologi dan psikologi. Disiplin-disiplin lain yang terkait dengan studi ini adalah studi tentang sumber daya manusia dan psikiologi industry.
Pada awalnya ilmu PO disebut “psikologi industry”, suatu ilmu yang mempelajari keterkaitan psikologi dengan perilaku manusia dalam organisasi. Dalam perkembangannya selain ilmu psikologi, terdapat ilmu-ilmu lain yang menyumbangkan konsep-konsepnya dalam memahami ilmu dalam organisasi. Ilmu-ilmu tersebut antara lain, ilmu sosiologi, ilmu antropologi, ilmu politik.
Berdasarkan sumbangan beberapa ilmu tersebut, maka nama psikologi industry kemudian berubah menjadi ilmu perilaku organisasi, atau dalam bahasa inggris disebut Organizational Behavior (OB). Istilah OB demikian ppopuler dalam manajemen, karena itu dalam coaching ini kita memakai istilah OB dalam menyebut ilmu perilaku organisasi.
Dengan kelahiran OB, maka prediksil perilaku manusia dalam organisasi, yang dulunya dilakukan secara intuisi digantikan dengan studi yang sistematik. Prediksi intuisi misalnya “bila guru diberi insentif financial, maka motivasi mengajar akan meningkat”. Benarkah ? studi OB membuktikan tidak selalu benar, karena selain dengan insentif financial, terdapat banyak variabel lain yang mempengaruhi motivasi guru, misalnya kondisi kebersihan sekolah, ketersediaan sarana dan prasarana, desain organisasi sekolah, kebijakan sekolah, komunikasi dengan pimpinan dan rekan kerjanya, dsb.
Masukan (input) SDM, baik seorang guru atau karyawan yang masuk kedalam suatu organisasi sekolah membawa masuk “modal” yang dimilikinya :
1.     Karakteristik biografikal (biographical characteristic) yang terdiri dari usia, jenis kelamin, status perkawinan, jumlah anak atau tanggungan, kematangan (senioritas-tenure)
2.     Kepribadian (personality)
3.     Nilai-nilai dan sikap (values and attitudes)
4.     Kemampuan (ability)
Proses OB di tingkat individu (Individual level), melibatkan 8 variabel bebas (independent variable), yaitu :
1.     Karakteristik biografikal
2.     Kepribadian
3.     Nilai-nilai dan sikap
4.     Kemampuan
5.     Persepsi
6.     Motivasi
7.     Pemberian individual
8.     Penambilan keputusan individual
Sedangkan proses OB di tingkat kelompok (group level) melibatkan 8 variabel bebas yang terdiri dari :
1.     Pengambilan keputusan dalam kelompok (group decision making)
2.     Komunikasi (communication)
3.     Kelompok lain (other groups)
4.     Kepemimpinan (leadership)
5.     Struktur kelompok/dinamika kelompok (group structure and dinamis)
6.     Kekuatan dan politik dalam organisasi (power and politic)
7.     Tim kerja dan kerjasama tim (team and team works), Konflik (conflict)
Dan proses OB di tingkat organisasi (Organizational Level), melibatkan 4 variabel bebas yang akan berpengaruh langsung pada keluaran (output) yaitu :
1.     Budaya organisasi (Organization culture)
2.     Budaya sekolah
3.     Kebijakan SDM
4.     Implementasinya (human resources policies and its implementation)
5.     Struktur dan desain organisasi (Organization structure and design)
6.     Teknologi, desain pekerjaan dan stress (Technologi, job design and stress)
Maka dengan demikian dalam OB terdapat 20 variabel bebas (independent variable) dan 4 variabel tidak bebas (dependent variable). Hubungan variabel bebas dan variabel tidak bebas ataupun antar variabel bebas didalam OB sebagian besar telah diteliti dengan riset-riset yang hasilnya dapat kita manfaatkan

sumber : Dr. H. Dedi Hadian, MM. dan Adang, SH., MH., MM. "Perilaku Keorganisasian" Buku Kesatu : Pemahaman Terhadap Ilmu Perilaku Organisasi.