Bagian Dua :
Apakah prilaku Organisasi itu
“Prilaku
Organisasi (OB) adalah suatu bidang studi yang mempelajari dampak perorangan
(individu), kelompok, dan struktur pada prilaku dalam organisasi dengan maksud
menerapkan pengetahuan tentang hal-hal tersebut demi perbaikan efektivitas
organisasi. (Stepen P. Robins)
A.
Definisi Prilaku Organisasi
1.
Pencarian sebuah Definisi
Prilaku Organisasi (Organizational Behavior) adalah suatu
disiplin ilmu yang mempelajari bagaimana seharusnya prilaku tingkat individu,
tingkat kelompok, serta dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja individual,
kelompok, maupun organisasi). Prilaku organisasi juga dikenal sebagai studi
tentang organisasi. Studi ini adalah sebuah bidang telaah akademik khusus yang
mempelajari organisasi, dengan memanfaatkan metode-metode dari ekonomi, sosiologi,
ilmu politik, antropologi dan pisikologi. Disiplin-sidiplin lain yang terkait
dengan studi ini adalah studi tentang sumber daya manusia dan psikologi industri serta perilaku organisasi
Prilaku keorganisasian merupakan
bidang studi yang mempelajari tentang interaksi manusia dalam organisasi,
meliputi studi secara sistematis tentang prilaku, struktur dan proses dalam
organisasi.
Perilaku organisasi (OB) adalah suatu
bidang studi yang mempelajari dampak perorangan (individual), kelompok, dan
struktur pada perilaku dalam organisasi dengan maksud menerapkan pengetahuan
tentang hal-hal tersebut demi perbaikan efektifitas organisasi.
Lebih lanjut. Stephen P. Robins,44 mengemukakan bahwa perilaku
organisasi (OB) adalah suatu bidang studi, artinya merupakan bidang keahlian
yang terpisah dari bidang pengetahuan yang sifatnya umum.
OB mempelajari 3
determinan perilaku dalam keorganisasian, yakni perilaku individual, perilaku
kelompok, serta struktur. Disamping itu juga OB menerapkan pengetahuan yang
sifatnya didapatkan dari individu, kelompok dan struktur pada organisasi, agar
organisasi dapat berjalan lebih efektif. Jadi studi OB adalah studi sistematis,
yaitu memperlihatkan hubungan, mencoba menghubungkan sebab dan akibat (antara
satu variabel dengan variabel lainnya dalam organisasi) serta menarik
kesimpulan berdasarkan bukti ilmiah (bukan studi intuisi, suatu perasaan yang
tidak perlu didukung oleh riset). Bidang perilaku organisasi (PO) atau Organizational Behavior (OB) mengidentifikasi
5 tingkat analisis (level of analisys) yaitu
tingkat individual (individual level), tingkat
kelompok (group level), dan tingkat organisasi (organization level).
Salah satu ukuran
kinerja (performance) dalam OB baik
untuk level individual, level kelompok, dan level organisasi adalah tercapainya
tingkat produktivitas (productivity).
Produktivitas dinyatakan sebagai ukuran kinerja yang mencakup efektivitas dan
efisien (a performance measure including
effectiveness and efficiency). Efektivitas (effectiveness) adalah pencapaian tujuan (achievement of goal). Dalam konteks OB efektivitas merupakan
hubungan optimal antara produksi, kualitas, efisiensi, fleksibilitas, kepuasan,
sifat keunggulan dan pengembangan.
Efisien (efficiency) adalah rasio dari keluaran
efektif terhadap masukan yang diperlukan untuk mrncapai tujuan tertentu (the ratio of effectice output to the input
required to achieve it).
Dalam pandangan Stephen P. Robins, Perilaku Organisasi
(OB), dapat kami tafsirkan sebagai Perilaku suatu disiplin ilmu yang
mempelajari bagaimana seharusnya perilaku tingkat individu, tingkat kelompok,
serta dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun
organisasi). Perilaku organisasi juga dikenal sebagai studi tentang organisasi.
Studi ini adalah sebuah bidang telaah akademik khusus yang mempelajari
organisasi, dengan memanfaatkan metode-metode dari ekonomi, sosiologi, ilmu
politik, antropologi dan psikologi. Disiplin-disiplin lain yang terikat dengan
studi ini adalah studi tentang sumber
daya manusia dan psikologi industri.
Studi organisai
adalah telaah tentang pribadi dan dinamika kelompok an konteks organisasi,
serta sifat organisasi itu sendiri. Setiap kali orang berintereksi dalam
organisasi, banyak faktor yang ikut bermain. Studi organisasi berusaha untuk
memahami dan menyusun model-model dari faktor-faktor ini. Seperti halnya dengan
ilmu social, perilaku organisasi berusaha untuk mengontrol, memprediksikan dan
menjelaskan. Namun ada sejumlah kontroversi mengenai dampak etis dari pemusatan
perhatian terhadap perilaku pekerja. Karena itu, perilaku organisasi (dan studi
yang berdekatan dengannya, yaitu psikologi industri) kadang-kadang dituduh telah
menjadi alat ilmiah bagi pihak yang berkuasa.
Perilaku
organisasi dapat memainkan peranan penting dalam perkembangan organisasi dan
keberhasilan kerja. Perilaku organisasi saat ini merupakan bidang studi yang
berkembang. Jurusan studi organisasi pada umumnya ditempatkan dalam
sekolah-sekolah bisnis, meskipun banyak universitas yang juga mempunyai program
psikologi industri dan ekonomi industri pula.
Bidang ini sangat
berpengaruh dalam dunia bisnis dengan para praktisi seperti Peter Drucker dan Peter Senge yang mengubah penelitian akademik menjadi praktik
bisnis. Perilaku organisasi menjadi semakinoenting dalam ekonomi global ketiak
orang dengan berbagai latarbelakang dan nilai budaya harus bekerja bersama-sama
secara efektif dan efisien. Namun bidang ini juga semakin dikritik sebagai
suati bidang studi karena asumsi-asumsinya yang entrosentris dan pro-kapitalis.
Terdapat 4 aturan kinerja suatu
bisnis, yakni Produktivitas yang efektif dan
efisien, yakni dengan tepat guna atau sasaran; Absensi, yakni rasio antara jumlah jam kerja dengan jam kerja seharusnya; Kepuasan kerja; Tingkat perputaran tenaga kerja
(Labor turn over), yakni perbandingan antara jumlah karyawan yang masuk dan
yang keluar dibagi jumlah tenaga kerja.
Studi organisasi adalah telaah tentang pribadi dan dinamika kelompok
dan konteks organisasi itu sendiri. Setiap kali orang berinteraksi dalam
organisasi, banyak faktor yang ikut bermain. Studi organisasi berusaha untuk memahami dan menyusun
model-model dari faktor-faktor ini. Seperti halnya dengan semua ilmu sosial,
perilaku organisasi (OB) berusaha untuk mengontrol, memprediksikan dan
menjelaskan. Namun ada sejumlah kontroversi mengenai dampak etis dari pemusatan
perhatian terhadap perilaku pekerja. Karena itu, perilaku organisai (dan studi
yang berdekatan dengannya, yaitu psikologi industri) kadang-kadang dituduh
telah menjadi alat ilmiah bagi pihak yang berkuasa. Terlepas dari tuduhan-tuduhan
itu, Perilaku Organisasi dapat memainkan peranan penting dalam perkembangan
organisasi dan keberhasilan kerja.
Pada dasarnya OB mempelajari apa saja
yang dikerjakan oleh orang-orang dalam sebuah organisasi dan bagaimana perilaku
(tindakan) itu bisa mempengaruhi pnampilan sebuah organisasi.
Dari
definisi Stephen Robbins tersebut
diatas, dapat ditarik beberapa hal sebagai berikut:
1. Perilaku organisasi merupakan
suatu bidang studi: inti kalimat ini berarti perilaku organisasi merupakan
bidang keahlian yang terpisah dari bidang pengetahuan umum, apa yang
diperlajari oleh perilaku individu adalah bermuara pada individu; kelompok;
serta struktur. Disamping itu perilaku organisasi menerapkan pengetahuan yang
didapatkan tentang dampak individu; kelompok dan struktur pada perilaku agar
orgnisasinya berjalan lebih efektif;
2. perilaku organisasi sering terkait
dengan apa yang dilakukan oleh orang dalam organisasi dan bagaimana perilaku tersebut
mempengaruhi kinerja organisasi tersebut, dan karena itu perilaku organisasi memperhatikan
keadaan terkait dengan ketenaga kerjaan;
3. Perilaku oganisasi mencangkup
komponen atau topik yang membentuk, misalnya: Motivasi; perilaku kekuasaan pemimpin;
komunikasi interpersonal; structural dan proses kelompok pembelajaran;
pengembangan sikap dan persepsi; peruses perubahan konflik; desain pekerjaan serta
stress.
Perilaku organisasi berbicara tentang
pemahaman tentang perilaku manusia dalam suatu organisasi yang sedang
berproses. Karena keterkaitan dengan perilaku manusia. Secara sederhana dalam
mempelajari perilaku organisasi tercakup 4 unsur sebagai berikut:
1. Aspek psikologi tindakan manusia
itu sendiri, sebagai suatu hasil studi psikologi.
2. Adanya bagian lain yang
diakui cukup relevan bagi usaha mempelajari tindakan manusia dalam organisasi. Uang
misalnya merupakan salah satu factor/pertimbangan mengapa seseorang memasuki
suatu orgnisasi.
3. Perilaku organisasi sebagai suatu
disiplin, mengakui bahwa individu dipengaruhi oleh bagaimana organisasi diatur dan
siapa yang mengawasi mereka. Oleh sebab itu struktur organisasi memegang
peranan penting dalam membahas perilaku organisasi.
4. Dalam sebuah organisasi,
walaupun disadari akan ada keunikan masing-masing individu, perilaku organisasi
lebih banyak menekankan pada tuntutan manajer bagi tercapainya tujuan
organisasi secara keseluruhan.
W.Jack Duncan, yang menjelaskan bahwa dalam mempelajari perilaku organisasi
harus (setidaknya) memenuhi unsur sebagai berikut:
1. Studi perilaku organisasi termasuk
didalamnya bagian-bagian yang relevan dari semua ilmu tingkah laku berusaha menjelaskan
tindakan-tindakan manusia didalam organisasi. Oleh karenaitu, semenjak uang merupakan
bagian dari alasan orang untuk mencari pekerjaan, maka aspek ekonomi tertentu adalah
relevan bagi ilmu perilaku organisasi ini. Dan juga tingkah laku orang dipengaruhi
oleh performanya, maka psikologi adalah relevan pula. Sosiologi demikian juga,
ia bisa menjelaskan pengertian pengaruh kelompok terhadap tingkah laku individu.
2. Perilaku individu sebagaimana
suatu disiplin mengenal bahwa individu dipengaruhi oleh bagaimana pekerjaan diatur
dan siapa yang bertanggungjawab untuk pelaksanaannya.
3. Walaupun dikenal adanya keunikan
pada individu, namun perilaku organisasi masih memusatkan pada kebutuhan manajer
untuk menjamin bahwa keseluruhan tugas pekerjaan bisa dijalankan.
Demikian, selalu diusahakan agar
usaha masing-masing individu selaras dengan tujuan organisasi. Hakikat dari OB
adalah mendasarkan kepada ilmu perilaku itu sendiri, yang dikembangkan dari pusat
perhatiannya pada tingkah laku manusia dalam suatu organisasi.
Gibson dan Ivancevich memberikan
devinisi perilaku organisasi, “Merupakan penelaahan perilaku, sikap, dan prestasi
manusia didalam suatu kerangka organisasi, penggunaan teori, metode, dan prinsip-prinsip
dari berbagai disiplin ilmu seperti psikologi, sosiologi dan antropologi budaya
untuk mempelajari persepsi, nilai-nilai, kapasitas belajar, dan tindakan-tindakan
individu ketika bekerja didalam kelompok dan didalam organisasi secara keseluruhan;
penganalisaan dampak lingkungan luar atas organisasi dan sumber daya manusia,
misi, tujuan dan sasaran.
Dalam kesempatan yang lain Gibson dan Ivancevich, mengatakan bahwa OB, merupakan bidang studi yang
mencangkup teori, metode, dan prinsip-prinsip dari berbagai disiplin ilmu guna mempelajari
persepsi individual, nilai-nilai, kapasitas pembelajaran individu, dan tindakan-tindakan
saat bekerja dalam kelompok dan diorganisasi secara keseluruhan; menganalisis akibat
lingkungan eksternal terhadap organisasi dan sumber dayanya, misi, sasaran, dan
strategi. Bahwa OB merupakan cara berfikir pada tingkat individu (individual level), kelompok (group level), dan organisasi (organization level); serta OB bersifat multi
disiplin yang menggunakan prinsip, model, teori, dan metode-metode.
1. Psikologi, mengenai pembelajaran, motivasi, kepribadian, persepsi,
pelatihan, effektivitas, kepuasankerja, penilaian, kinerja, pengukuran sikap,
seleksi karyawan, desain kerja, dan stress kerja.
2. sosiologi, mengenai dinamika kelompok, tim kerja, komunikasi, kekuasaan,
konflik, perilaku antar kelompok, budaya organisasi, perubahan organisasi, teknologi
organisasional, birokrasi, teoriorganisasi formal.
3. Psikologisocial, mengenai perubahan perilaku, perubahan sikap,
komunikasi, proses kelompok, pengambilan keputusan.
4. Antropologi, mengenainilai-nilai komparatif, sikap komparatif, analisis lintas
budaya, budaya organisasional, lingkungan organisasional.
5. Ilmu-ilmu politik, mengenai konflik, politik, intra organisasional,
kekuasaan.
Gibson dan ivancevich, kami
dapat menyimpulkan bahwa , OB berorientasi kemanusiaan yaitu manusia dan perilaku
merekas eperti, persepsi, kapasitas pembelajaran, kepribadian, motivasi dalam organisasi,
merupakan hal penting dalam bekerja; OB berorientasi pada kinerja (performace), bagaimana hubungan antara perilaku
dengan kinerja, kenapa kinerja rendah, tinggi; OB berhubungan dengan factor eksternal, Karena berpengaruh secara
signifikan terhadap OB; OB sangat tergantung pada metode ilmiah, sehingga dituntut rasionalitas, logis.
John (1963) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan OB adalah:
"Organizational bahavior is a
rather general term that refers to the attitude and bahaviors of individuals
and group in organization. The discipline or field organizational behavior
involves the systematic study of these attitude and behaviors. Thus, the field
is concerned witboth personal and intrrpesonal issues in organization
context"
Stpehen P Robins, maupun dari yang lainnya, perilaku organisasi/perilaku
keorganisasian merupakan bidang ilmu yang mempelajari tentang interaksi manusia
dalam organisasi yang meliputi studi secara sistematis tentang perilaku,
struktur dan proses dalam organisasi.
Joe Kelly, mengemukakan pendapatnya bahwa dalam memahami studi OB perlu suatu
penalahaan dari bagaimana organisasi itu dimulai, tumbuh, kemudian berkembang,
dan bagaimana juga suatu struktur proses dan dinilai dari suatu system tumbuh bersama-sama
yang memungkinkan mereka dipelajari dan disesuaikan pada lingkungan.
Pandangan Joe Kelly tersebut memperlakukan organisasi
sebagai suatu tempat tinggal (a living system), sebagai suatu raksasa "amoeba"
yang hidup dalam tempat tinggalnya sendiri.
Pengertian lainnya
dari PO/OB dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Adam Indrawijaya, perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang
mempelajari semua aspek yang berkaitan dengan tindakan manusia, baik aspek pengaruh
anggota terhadap organisasi maupun pengaruh organisasi terhadap anggota.
2. Sutrisna Hari, perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang
mempelajari dinamika organisasi sebagai hasil interaksi dari sifat khusus
(karakteristik) anggota dan sifat khusus (karakteristik) para anggotanya dan pengaruh
lingkungan.
Pengertian perilaku
organisasi menurut beberapa ahli, meliputi berbagai macam pandangan terhadap perilaku
organisasi, yakni: pandangan psikologi; pandangan ekonomi; pandangan bahwa individu
dipengaruhi aturan organisasi dan pemimpinnya; pandangan tentang penekanan kepada
tuntutan manajer untuk mencapai tujuan organisasi.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi perilaku organisasi, dapat dikatakan sebagai berikut: pertama
peningkat produktivitas, Organisasi dikatakan produktif jika tujuan dapat dicapai
dan proses pencapaian tersebut dilakukan dengan merubah masukan menjadi
keluaran dengan biaya yang paling rendah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
produktifitas berhubungan dengan keefisienan; Kedua pengurangan kemangkiran,
Kemangkiran adalah tindakan tidak masuk kerja tanpa alasan. Tingkat kemangkiran
yang tinggi dapat berdampak langsung pada kefektifan dan efisien organisasi;
ketiga Penurunan Turn Over, Turn Over
dalah pengunduran diri secara permanen dari organisasi; Keempat peningkatan
kepuasan kerja, Kepuasan kerja adalah perbedaan antara banyaknya ganjaran
yangbditerima karyawan dan banyaknya yang mereka yakini harus diterima.
Perilaku organisasi merupakan suatu
bidang studi yang menyelidiki dampak perorangan, kelompok, dan struktur pada
perilaku dalam organisasi dengan maksud menerapkan pengetahuan itu untuk
semacam memperbaiki kefektifan organisasi. Apa yang dipelajari, yaitu bagaimana
perilaku perorangan (individu) kelompok struktur.
Mengenal dan memasuki ilmu perilaku organisasi (OB)
Perilaku organisasi (PO/OB) merupakan
ilmu tentang perilaku tiap individu dan kelompok serta pengaruh setiap individu
dan kelompok terhadap organisasi, maupun perilaku interaksi diantara individu
denga individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok dalam
organisasi demi kemanfaatan suatu organisasi. Diatas sudah kami jelaskan bahwa
PO juga dikenal sebagai studi tentang organisasi. Studi ini adalah sebuah
bidang gtelaah akademik khusus yang mempelajari organisasi, dengan memanfaatkan
metode-metode dari ekonomi, sosiologi, ilmu politik, antropologi dan psikologi.
Disiplin-disiplin lain yang terkait dengan studi ini adalah studi tentang
sumber daya manusia dan psikiologi industry.
Pada awalnya ilmu PO disebut “psikologi
industry”, suatu ilmu yang mempelajari keterkaitan psikologi dengan perilaku
manusia dalam organisasi. Dalam perkembangannya selain ilmu psikologi, terdapat
ilmu-ilmu lain yang menyumbangkan konsep-konsepnya dalam memahami ilmu dalam
organisasi. Ilmu-ilmu tersebut antara lain, ilmu sosiologi, ilmu antropologi,
ilmu politik.
Berdasarkan sumbangan beberapa ilmu
tersebut, maka nama psikologi industry kemudian berubah menjadi ilmu perilaku
organisasi, atau dalam bahasa inggris disebut Organizational Behavior (OB). Istilah OB demikian ppopuler dalam
manajemen, karena itu dalam coaching ini
kita memakai istilah OB dalam menyebut ilmu perilaku organisasi.
Dengan kelahiran OB, maka prediksil
perilaku manusia dalam organisasi, yang dulunya dilakukan secara intuisi
digantikan dengan studi yang sistematik. Prediksi intuisi misalnya “bila guru
diberi insentif financial, maka motivasi mengajar akan meningkat”. Benarkah ?
studi OB membuktikan tidak selalu benar, karena selain dengan insentif financial,
terdapat banyak variabel lain yang mempengaruhi motivasi guru, misalnya kondisi
kebersihan sekolah, ketersediaan sarana dan prasarana, desain organisasi
sekolah, kebijakan sekolah, komunikasi dengan pimpinan dan rekan kerjanya, dsb.
Masukan (input) SDM, baik seorang
guru atau karyawan yang masuk kedalam suatu organisasi sekolah membawa masuk “modal”
yang dimilikinya :
1. Karakteristik biografikal (biographical characteristic) yang
terdiri dari usia, jenis kelamin, status perkawinan, jumlah anak atau
tanggungan, kematangan (senioritas-tenure)
2. Kepribadian (personality)
3. Nilai-nilai dan sikap (values and attitudes)
4. Kemampuan (ability)
Proses OB di tingkat individu (Individual level), melibatkan 8
variabel bebas (independent variable), yaitu
:
1. Karakteristik biografikal
2. Kepribadian
3. Nilai-nilai dan sikap
4. Kemampuan
5. Persepsi
6. Motivasi
7. Pemberian individual
8. Penambilan keputusan
individual
Sedangkan proses OB di tingkat
kelompok (group level) melibatkan 8
variabel bebas yang terdiri dari :
1. Pengambilan keputusan dalam
kelompok (group decision making)
2. Komunikasi (communication)
3. Kelompok lain (other groups)
4. Kepemimpinan (leadership)
5. Struktur kelompok/dinamika
kelompok (group structure and dinamis)
6. Kekuatan dan politik dalam
organisasi (power and politic)
7. Tim kerja dan kerjasama tim (team and team works), Konflik (conflict)
Dan proses OB di tingkat organisasi (Organizational Level), melibatkan 4
variabel bebas yang akan berpengaruh langsung pada keluaran (output) yaitu :
1. Budaya organisasi (Organization culture)
2. Budaya sekolah
3. Kebijakan SDM
4. Implementasinya (human resources policies and its implementation)
5. Struktur dan desain
organisasi (Organization structure and
design)
6. Teknologi, desain pekerjaan
dan stress (Technologi, job design and
stress)
Maka dengan demikian dalam OB
terdapat 20 variabel bebas (independent
variable) dan 4 variabel tidak bebas (dependent
variable). Hubungan variabel bebas dan variabel tidak bebas ataupun antar
variabel bebas didalam OB sebagian besar telah diteliti dengan riset-riset yang
hasilnya dapat kita manfaatkan
sumber : Dr. H. Dedi Hadian, MM. dan Adang, SH., MH., MM. "Perilaku Keorganisasian" Buku Kesatu : Pemahaman Terhadap Ilmu Perilaku Organisasi.